Rintihan Perih Eks Buruh RSUD “Sejahtera Abadi” Menyambut Hari Kemerdekaan
Lampung 17 Agustus 2025 (GMOCT) – Peringatan Hari Kemerdekaan yang seharusnya menjadi momen penuh sukacita bagi rakyat Indonesia, justru berubah menjadi hari penuh kesedihan di sudut sebuah rumah kontrakan lusuh. Di sana, duduk seorang wanita dengan tatapan kosong.
Ia menatap langit, seolah membayangkan sosok-sosok pejabat Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) “Sejahtera Abadi” yang ada di Provinsi Siger yang mencarinya, diiringi derap langkah dua pengawal entah dari institusi mana.
Rasa takut yang mendalam menyelimuti tubuhnya yang lusuh, peluh dingin mengalir di pelipisnya. Rintihan kecil keluar dari bibirnya, diiringi doa lirih:
"Ya Robb, selamatkan aku. Jangan jadikan aku Warsinah jilid dua. Aku hanya ingin mempertahankan hidup. Hambamu hanya menuntut apa yang menjadi hakku, bukan milik orang lain. Lindungi aku, ya Robb..."
Tak berhenti sampai di situ, kabar kian menyeruak. Dari rekan-rekan karyawan yang masih bekerja, pesan-pesan penuh kecemasan berdatangan.
"Iis, kamu dicari… Banyak yang cari kamu. Mereka kejar sampai ke kosan kamu. Memangnya kamu tinggal di mana?" tanya seorang teman dengan nada meninggi.
Perempuan itu menjawab dengan nada getir. Ia sudah tidak lagi tinggal di kos lamanya, Sang ibu kos memaksanya angkat kaki.
Meski berat, ia terpaksa pergi. Beruntung ada seorang Pak Haji yang berhati mulia, bersedia membantunya mencari kosan murah.
Bukan hanya itu, Pak Haji juga dengan tulus memperjuangkan nasibnya hingga berhasil mendapatkan pendampingan hukum, meski harus merogoh kocek pribadi untuk membayar pengacara yang andal di bidang ketenagakerjaan.
Waktu terus berjalan. Tinggal hitungan hari, terompet kemerdekaan akan berkumandang di seluruh penjuru negeri. Namun, Iis "begitu ia disapa" masih terus bergelut dengan doa dan air mata.
Tiga hari menuju kemerdekaan, ia berharap menjadi manusia terakhir yang terzalimi sebagai seorang karyawan di rumah sakit milik pemerintah itu.
Iis bukanlah satu-satunya korban sewenang-wenang dari pihak outsourcing dan juga RSUD “Sejahtera Abadi”. Masih ada korban lain yang tidak berani bersuara.
Bertahun-tahun bekerja di RSUD “Sejahtera Abadi” dengan segudang harapan, kini ia harus menerima kenyataan pahit, dipecat tanpa alasan jelas, hanya melalui pesan singkat WhatsApp.
Mungkinkah masih ada harapan untuk kembali bekerja dan ikut meramaikan pekik kemerdekaan? Di antara rasa takut dan cemas, ia hanya ingin pada hari kemerdekaan nanti benar-benar merasakan arti kemerdekaan itu sendiri.
Ia berharap, 17 Agustus kelak akan menjadi tonggak kebebasan, hari di mana ia benar-benar merdeka. Tetapi bayangan gelap juga menghantuinya, akankah kemerdekaan itu nyata, atau justru yang datang adalah lonceng kematian bagi kaum buruh yang tertindas?
Informasi ini diperoleh Gabungan Media Online dan Cetak Ternama (GMOCT) dari media online Esensijurnalis yang tergabung di dalam organisasi tersebut.
#noviralnojustice
#dirgahayurike80
#presidenri
#gmoct
#bandarlampung
Team/Red (Esensijurnalis)
GMOCT: Gabungan Media Online dan Cetak Ternama
Editor:
Posting Komentar